Search This Blog

Translate

Laporan Translasi dan Rotasi

20 February 2015

Tujuan
Mempelajari Hukum Newton.
Menentukan momen inersia katrol pesawat Atwood.

Alat dan Bahan
Kereta Dinamika :
Kereta dinamika/ 1 buah
Beban tambahan @200 gram/ 4 buah
Landasan rel kereta dengan variabel kemiringan/ 1 buah
Ticker timer [6 volt AC, 50-60 Hz, celah pita 1 cm]/ 1 buah
Power supply/ 1 buah
Pita kertas [1x80 cm]/ 10 lembar
Kertas karbon/ secukupnya

Pesawat Atwood :
Katrol [tebal 5 mm, diameter 12 cm]/ 1 buah
Batang tegak [batang berskala cm, skala terkecil 1 cm]/ 1 buah
Klem pemegang [ 1 klem memiliki pengatur panjang]/ 1 buah
Silinder materi/ 2 buah
Klem pembatas berlubang/ 1 buah
Klem pembatas tak berlubang/ 1 buah
Pemegang/pelepas silinder 1 buah
Beban tambahan 2 buah
[plat metal, m1 = ±2 gram dan m2 = ±4 gram]
Stop watch [interupsi type]/ 1 buah
Dasar Teori
Hukum II Newton menyatakan : Percepatan yang dialami oleh sebuah benda besarnya berbanding lurus dengan besar resultan gaya yang bekerja pada benda itu, searah dengan arah gaya itu, dan berbanding terbalik dengan massa kelembamannya.

Kita dapat mempelajari hukum tersebut di atas pada percobaan kereta dinamika maupun pada percobaan pesawat Atwood. Pada percobaan kereta dinamika dapat dijelaskan sebagai berikut :

Gambar 1 Percobaan Kereta Dinamika

Perhatikan gambar 1 di atas, ketika kereta dinamika dilepaskan maka pola gerakan kereta dinamika dapat digambarkan melalui pita ticker timer. Dengan memvariasikan massa dan sudut kemiringan maka kita dapat mempelajari perilaku hukum I Newton pada persoalan ini. 

Gambar 2 Pesawat Atwood

Percobaan dengan pesawat Atwood seperti pada gambar 2, bila massa silinder dan beban tambahan (M1+m) lebih besar daripada massa silinder M2, maka silinder M1 dan beban tambahan m akan bergerak dipercepat ke bawah sedangkan silinder M2 akan bergerak ke atas dengan percepatan yang sama besarnya. Hal itu akan menyebebkan katrol berotasi pada sumbu tetapnya. Pada tiap silinder berlaku hukum II Newton :
 
Sedangkan untuk katrolnya berlaku :
Dengan menjabarkan persamaan (2) dan (3) di atas kita dapat menurunkan persamaan untuk menghitung percepatan silinder, yaitu :
   
 


Dari persamaan (4) kita dapat menentukan momen inersia katrol.

Prosedur Percobaan
Kereta Dinamika
  1. Susun alat seperti pada gambar 1 (Anda dapat memulai dengan empat beban di atas kereta dinamika), untuk menghidupkan ticker timer gunakan power supply dengan beda potensial cukup 3 Volt AC (Max 6 Volt AC).
  2. Atur kemiringan landasan rel mulai dari 120. Pasang pita kertas pada penjepit pita di posisi belakang kereta dinamika. Pegang kereta dinamika pada posisi teratas. Lepaskan kereta dinamika bersamaan dengan menghidupkan ticker timer. Tangkap kereta dinamika pada saat pendorong-pegas kereta tepat menyentuh pembatas rel, jaga dengan hati-hati jangan sampai kereta terjatuh dan segera matikan ticker timer dengan memutus saklar penghubung. Amati jejak ketikan ticker timer pada pita kertas, bila baik tandailah pita dengan mencatat kemiringan dan massa beban pada pita lalu lakukan langkah berikutnya.
  3. Ulangi langkah 2 (untuk kemiringan yang sama) dengan beban yang berbeda-beda (ambil lima data untuk beban yang berbeda).
  4. Lakukan langkah 2 sampai 3 dengan pengurangan kemiringan hingga 50 (ambil lima data dengan massa yang sama).
  5. Ukur dan catatlah massa kereta dinamika, massa beban tambahan dari setiap data yang diambil. 


Pesawat Atwood
Pertama :
Menentukan momen Inersia katrol
  1. Ukur dan catat massa silinder M1, M2, beban tambahan m1 dan m2 serta massa katrol mk, dan jari-jari katrol (R).
  2. Atur sistem seperti pada gambar 2. tetapkan skala nol pesawat sebagai titik A dan tentukan letak pembatas berlubang sebagai titik B, dan catat jarak AB itu.
  3. Tambahkan beban (boleh m1 atau m2 atau (m1+m2)) pada M1 dan atur agar posisi awal tepat di A.
  4. Lepaskan pemegang M2 bersamaan dengan menghidupkan stopwatch. Catat waktu yang diperlukan untuk bergerak dari A ke B (tAB).
  5. Lakukan langkah 1 sampai 4 sebanyak lima kali dengan jarak AB yang berbeda-beda dengan beban yang konstan.
  6. Berdasarkan data yang Anda temukan, buatlah grafik SAB = f (tAB2).


Kedua :
Mempelajari perilaku hukum II Newton
  1. Letakkan pembatas C di bawah titik B. Atur jarak AB 80 cm dan jarak BCmin 20 cm. (Ket: angka-angka ini hanya untuk memudahkan).
  2. Tambahkan beban (m1+m2) pada M1 lalu atur agar posisi awal tepat di A, lepaskan pemegang M2 sehingga dapat bergerak naik, M1 turun melewati B hingga ke C sedangkan m1 tertahan di B. Ukur dan catat waktu yang diperlukan untuk bergerak dari A ke B (tAB) dan dari B ke C (tBC).
  3. Lakukan langkah 8 dan 9 lima kali dengan jarak AC tetap sedangkan jarak AB dan BC berbeda-beda, melalui perubahan posisi B.
  4. Berdasarkan data yang diperoleh buatlah grafik SAB = f(tAB2) dan grafik SBC = f(tBC).



Data Hasil Percobaan
Tabel 1
Keadaan Laboratorium
Keadaan Ruangan
Awal Praktikum
Akhir Praktikum
Suhu (0C)
27 ± 0,25
27,5 ± 0,25
Tekanan (cmHg)
68,5 ± 0,05
68,5 ± 0,05


Eksperimen Kereta Dinamika
Tabel 2
Perubahan Sudut Kemiringan
Pengukuran ke-
(m ± 0,005) gram
(θ ± 0,5)o
1
1502,38
11
2
10
3
9
4
8
5
7

Tabel 3
Perubahan Massa Beban
Pengukuran ke-
(m ± 0,005) gram
(θ ± 0,5)o
1
1502,38
12
2
1253,98
3
1004,82
4
756,32
5
507,72


Eksperimen Pesawat Atwood
Mkatrol = (71,54± 0,005) gram
M1 = (71,52± 0,005) gram
M2 = (70,82± 0,005) gram
m1 = (4,01± 0,005) gram
m2 = (4,01± 0,005) gram
Rkatrol = (6± 0,05) cm

Tabel 4
Pengukuran Percobaan Pertama
Pengukuran ke-
(SAB  ± 0,05) cm
(tAB ± 0,005) s
1
30
0,94
2
35
1,06
3
40
1,22
4
45
1,32
5
50
1,38


Tabel 5
Pengukuran Percobaan Kedua
Pengukuran ke-
(SAB ± 0,05) cm
(SBC ± 0,05) cm
(tAB ± 0,005) s
(tBC ± 0,005) s
1
80
20
1,99
0,27
2
75
25
1,72
0,33
3
70
30
1,64
0,34
4
65
35
1,48
0,44
5
60
 40
1,15
0,50


Pengolahan Data
T = 1/f
Dik : f = 50 Hertz
T = 1/f = 1/50 = 0,02 s
tn = T x jumlah ketukan          
t1 = 0,02 . 5 = 0,1 s
t2 = 0,02 . 10 = 0,2 s
t3 = 0,02 . 15 = 0,3 s
t4 = 0,02 . 20 = 0,4 s
t5 = 0,02 . 25 = 0,5 s

Eksperimen Kereta Dinamika untuk Kemiringan yang Sama (120)
Massa kereta+ 4 beban

Tabel 6
Data Pembuatan Grafik v=f(t)
Ketikan ke-
(s±0,05) x10-2 m
(t±0,005) s
v (m/s)
1
4,3
0,1
43
2
10,3
0,2
60
3
18,0
0,3
77
4
27,9
0,4
99
5
39,0
0,5
111

Grafik 1
Grafik s=f(t)

Grafik 2
Grafik v=f(t)

Parameter        Value            Error
------------------------------------------------------------
A                25,5             2,53311
B                175              7,63763
------------------------------------------------------------

R                SD               N                P
------------------------------------------------------------
0,99716          2,41523          5                1,8208E-4
------------------------------------------------------------
Massa kereta+ 3 beban
Tabel 7
Data Pembuatan Grafik v=f(t)
Ketikan ke-
(s±0,05) x10-2 m
(t±0,005) s
 v m/s
1
3,9
0,1
39
2
9,6
0,2
57
3
17,0
0,3
74
4
26,4
0,4
94
5
37,3
0,5
109

Grafik 3
Grafik s=f(t)    
  
Grafik 4
Grafik v=f(t)

Parameter        Value            Error
------------------------------------------------------------
A                21,5             1,25565
B                177              3,78594
------------------------------------------------------------

R                SD               N                P
------------------------------------------------------------
0,99931          1,19722          5                <0.0001
------------------------------------------------------------
 
Massa kereta+2 beban
Tabel 8
Data Pembuatan Grafik v=f(t)
Ketikan ke-
(s±0,05) x10-2 m
(t±0,005) s
v  m/s
1
4,0
0,1
40
2
9,9
0,2
59
3
17,4
0,3
75
4
26,8
0,4
94
5
37,8
0,5
110

Grafik s=f(t)  
Grafik 5
  
Grafik 6
Grafik v=f(t)

Parameter        Value            Error
------------------------------------------------------------
A                23,1             0,99499
B                175              3
------------------------------------------------------------

R                SD               N                P
------------------------------------------------------------
0,99956          0,94868          5                <0.0001
------------------------------------------------------------
Massa kereta+ 1 beban
Tabel 9
Data Pembuatan Grafik v=f(t)
Ketikan ke-
(s±0,05) x10-2 m
(t±0,005) s
v m/s
1
4,3
0,1
43
2
10,5
0,2
62
3
18,5
0,3
80
4
28,0
0,4
95
5
39,1
0,5
111

Grafik s=f(t)

Grafik 7
    
Grafik 8
Grafik v=f(t)

Parameter        Value            Error
------------------------------------------------------------
A                27,5             1,56738
B                169              4,72582
------------------------------------------------------------

R                SD               N                P
------------------------------------------------------------
0,99883          1,49443          5                <0.0001
------------------------------------------------------------
 
Massa kereta
Tabel 10
Data Pembuatan Grafik v=f(t)
Ketikan ke-
(s±0,05) x10-2 m
(t±0,005) s
 v m/s
1
4,0
0,1
40
2
9,8
0,2
58
3
17,0
0,3
72
4
26,1
0,4
91
5
36,8
0,5
107
                                                                                     
Grafik 9
Grafik s=f(t)  
    
Grafik 10
Grafik v=f(t)

Parameter        Value            Error
------------------------------------------------------------
A                23,5             1,25565
B                167              3,78594
------------------------------------------------------------

R                SD               N                P
------------------------------------------------------------
0,99923          1,19722          5                <0.0001
------------------------------------------------------------

Eksperimen Kereta Dinamika untuk Massa yang Sama
Kemiringan 110
Tabel 11
Data Pembuatan Grafik v=f(t)
Ketikan ke-
(s±0,05) x10-2 m
(t±0,005) s
v m/s
1
2,2
0,1
22
2
6,0
0,2
38
3
11,1
0,3
51
4
17,6
0,4
65
5
25,8
0,5
82
                                                                                    
Grafik 11
Grafik s=f(t)



Grafik 12
Grafik v=f(t)

Parameter        Value            Error
------------------------------------------------------------
A                8,7              1,19583
B                161              3,60555
------------------------------------------------------------

R                SD               N                P
------------------------------------------------------------
0,99925          1,14018          5                <0.0001
------------------------------------------------------------
Kemiringan 100
Tabel 12
Data Pembuatan Grafik v=f(t)

Ketikan ke-
(s±0,05) x10-2 m
(t±0,005) s
v m/s
1
2,2
0,1
22
2
6,0
0,2
38
3
11,1
0,3
51
4
17,6
0,4
65
5
25,8
0,5
82


Grafik 13 
Grafik s=f(t)
                                                                                                                                                               
Grafik 14
Grafik v=f(t)



Parameter     Value  Error
------------------------------------------------------------
A                7,5              1,25565
B                147              3,78594
------------------------------------------------------------

R                SD               N                P
------------------------------------------------------------
0,99901          1,19722          5                <0.0001
------------------------------------------------------------
Kemiringan 90
Tabel 13
Data Pembuatan Grafik v=f(t)
Ketikan ke-
(s±0,05) x10-2 m
(t±0,005) s
v m/s
1
2,0
0,1
20
2
5,3
0,2
33
3
9,8
0,3
45
4
15,5
0,4
57
5
22,4
0,5
69
               
Grafik 15
Grafik s=f(t)

Grafik 16
Grafik v=f(t)

Parameter        Value            Error
------------------------------------------------------------
A                8,2              0,38297
B                122              1,1547
------------------------------------------------------------

R                SD               N                P
------------------------------------------------------------
0,99987          0,36515          5                <0.0001
------------------------------------------------------------
Kemiringan 80
Tabel 14
Data Pembuatan Grafik v=f(t)

Ketikan ke-
(s±0,05) x10-2 m
(t±0,005) s
v m/s
1
2,0
0,1
20
2
5,0
0,2
30
3
8,8
0,3
38
4
13,7
0,4
49
5
19,4
0,5
57
                                                                                   
Grafik 17
Grafik s=f(t)

Grafik 18
Grafik v=f(t)

Parameter        Value            Error
------------------------------------------------------------
A                10,9             0,83467
B                93               2,51661
------------------------------------------------------------

R                SD               N                P
------------------------------------------------------------
0,9989           0,79582          5                <0.0001
------------------------------------------------------------
Kemiringan 70
Tabel 15
Data Pembuatan Grafik v=f(t)

Ketikan ke-
(s±0,05) x10-2 m
(t±0,005) s
v m/s
1
1,5
0,1
15
2
3,8
0,2
23
3
7,0
0,3
32
4
11,0
0,4
40
5
15,7
0,5
47
                                                                                      
Grafik 19
Grafik s=f(t)

Grafik 20
Grafik v=f(t)

Parameter        Value            Error
------------------------------------------------------------
A                7,1              0,63509
B                81               1,91485
------------------------------------------------------------

R                SD               N                P
------------------------------------------------------------
0,99916          0,60553          5                <0.0001
------------------------------------------------------------

Tabel 16
Pengolahan Data Percepatan dengan Kemiringan Konstan
No.
a (m/s2)
1
1,66
0,01
0,0001
2
1,66
0,01
0,0001
3
1,70
0,05
0,0025
4
1,62
0,03
0,0009
5
1,62
0,03
0,0009
8,26

0,0045


Tabel 17
Data Pembuatan Grafik ∑F=f(m)
No.
(m±0,005) kg
a (m/s2)
F (N)
1
1,50
1,65
2,47
2
1,25
1,65
2,06
3
1,00
1,65
1,65
4
0,76
1,65
1,25
5
0,51
1,65
0,84

Grafik 21
Grafik ∑F= f(m)

Tabel 18
Data Pembuatan Grafik ∑F=f(a)
No.
(m±0,005) kg
a (m/s2)
F (N)
1
1,50
1,60
2,40
2
1,50
1,44
2,16
3
1,50
1,23
1,84
4
1,50
0,89
1,33
5
1,50
0,78
1,17

Grafik 22
Grafik ∑F=f(a)

Tabel 19
Data Pembuatan Grafik SAB=f(tAB2)
No.
(SAB±0,05) x10-2m
(tAB±0,005) s
(tAB±0,05)2 s
1
30
1,65
2,72
2
40
1,98
3,92
3
50
2,26
5,10
4
60
2,41
5,81
5
70
2,60
6,80

Grafik 23
Grafik SAB=f(tAB2)




Dari Persamaan (5)

Selain itu, momen inersia juga dapat dihitung melalui persamaan I = 1/2 mR^2
Tabel 20
Data Pembuatan Grafik SAB=f(tAB)
Pengukuran ke-
(SAB ± 0,05) cm
(tAB ± 0,005) s
1
80
2,38
2
70
2,15
3
60
2,08
4
50
1,96
5
40
1,65

Grafik 24
Grafik SAB=f(tAB) 
       
Tabel 21
Data Pembuatan Grafik SBC=f(tBC)
Pengukuran ke-
(SBC ± 0,05) cm
(tBC ± 0,005) s
1
20
0,35
2
30
0,66
3
40
0,85
4
50
1,14
5
60
1,49

Grafik 25
Grafik SAB=f(tAB
     
                                                                                             
Analisis Data
Eksperimen Kereta Dinamika :
Grafik v=f(t) yang dibuat dari grafik s=f(t) sama dengan grafik yang dibuat dengan menggunakan potongan pita ticker timer. Karena ketukan pada pita menunjukkan kecepatan pada saat tertentu. Dari grafik v=f(t) dapat dicari harga percepatan. Tabel 22 menunjukkan percepatan saat sudut dibuat konstan.
Tabel 22
Hasil Pengolahan Data Percepatan dengan Massa Tidak Konstan
No.
(m±0,005)gram
a (m/s2) secara origin
a (m/s2) secara manual
1
1502,38
1,75 ± 0,07
1,66 ± 0,48
2
1253,98
1,77 ± 0,03
1,66 ± 0,41
3
1004,82
1,75 ± 0,03
1,70 ± 0,38
4
756,32
1,69 ± 0,04
1,62 ± 0,39
5
507,72
1,67 ± 0,03
1,62 ± 0,40

Dari hasil yang diperoleh, jika massa yang digunakan tidak konstan, percepatannya cenderung akan konstan. Hal ini sesuai dengan teori di mana penambahan atau pengurangan massa tidak akan berpengaruh pada percepatan benda. Dari hasil tersebut terlihat beberapa perbedaan antara data yang satu dengan data lainnya. Namun, karena perbedaannya tidak signifikan dapat diasumsikan percepatan akan sama di setiap pengukuran.

Tabel 23
Hasil Pengolahan Data Percepatan dengan Sudut Kemiringan Tidak Konstan
No.
(θ±0,05)o
a (m/s2) secara origin
a (m/s2) secara manual
1
11
1,61 ± 0,03
1,60 ± 0,39
2
10
1,47 ± 0,03
1,44 ± 0,41
3
9
1,22 ± 0,01
1,23 ± 0,41
4
8
0,93 ± 0,02
0,89 ± 0,31
5
7
0,81 ± 0,01
0,78 ± 0,31

Dari hasil yang diperoleh ternyata sudut kemiringan rel sangat berpengaruh pada percepatan kereta dinamika. Semakin besar sudut kemiringan maka akan semakin besar pula percepatannya, dan demikian sebaliknya. Hal ini dapat dibuktikan dengan hukum II Newton :
∑F = m.a
mg sinθ – fg = m.a
mg sinθ - µk mg cosθ = m.a
mg (sinθ - µk cosθ) = m.a
a = g (sinθ - µk cosθ)
Dari persamaan tersebut, tampak jelas bahwa percepatan dapat dipengaruhi oleh sudut namun tidak dengan massa.

Untuk kemiringan yang konstan dapat dibuat grafik ∑F=f(m) dan untuk massa yang konstan dapat dibuat grafik ∑F=f(a). Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh, Semakin besar massa yang digunakan, maka semakin besar pula jumlah gaya yang dihasilkan. Dari hasil pengolahan grafik  , massa berbanding lurus dengan jumlah gayanya.

Untuk grafik , Jumlah gaya yang dihasilkan berbanding lurus dengan percepatan gerak bendanya. Dengan kata lain, semakin besar percepatan gerak suatu benda, maka semakin besar pula Jumlah gaya ( yang dihasilkannya.

Dalam hasil pengolahan data terdapat beberapa kesalahan. Berikut kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi saat eksperimen :

  1. Kurang ketelitian dalam mengukur
  2. Hasil ketikan ticker timer yang tidak lurus
  3. Kesalahan pembuatan grafik
  4. Pembulatan angka penting pada pengolahan data
Eksperimen Pesawat Atwood
Pada percobaan pertama, kita dapat membuat grafik SAB=f(tAB2). Dari grafik tersebut kita dapat menghitung percepatan sistem. Percepatan yang diperoleh adalah a = (0,19 ± 0,08) m/s2  . Percepatan tersebut dapat digunakan untuk menghitung momen inersia katrol dimana
Dari persamaan tersebut diperoleh momen inersia sebesar I = 0,09 x 10-3 kgm2  . Kita juga dapat menentukan momen inersia dengan menggunakan persamaan I = 1/2 mR2   dan diperoleh I = 0,13 x 10-3 kgm2  .

Dari percobaan kedua, dapat dibuat grafik SAB=f(tAB) dan SBC=f(tBC). Gerakan pada silinder di lintasan dari  titik A ke titik B menyebabkan benda bergerak lurus berubah beraturan (GLBB), sedangkan gerakan pada lintasan dari titik B ke titik C menyebabkan benda bergerak lurus beraturan (GLB) hal tersebut terjadi karena massa di sisi kiri dan kanan hampir sama sehingga benda bergerak lurus beraturan (GLB). Dari data yang diperoleh, dapat disimpulkan jika suatu benda bergerak lurus berubah beraturan (GLBB), maka grafik S = f (t) berbentuk grafik eksponensial dan jika sebuah benda bergerak lurus beraturan (GLB) grafik S = f (t) akan membentuk sebuah garis linier. Dalam eksperimen kali ini, untuk grafik S = f(t) dalam arah GLBB maupun grafik dalam arah GLB, grafik tidak menunjukan bahwa gerakan tersebut menunjukan gerak lurus beraturan (GLB) atau gerak lurus berubah beraturan (GLBB) melainkan hanya mendekati saja.

Faktor-faktor yang menyebabkan hal-hal tersebut dapat terjadi, antara lain :

  1. Massa tali tidak dapat diabaikan
  2. Tali berpilin ( berotasi / berputar )
  3. Terjadi gesekan antara tali dengan katrol yang sulit diabaikan
  4. Sifat tali yang elastis
  5. Poros katrol tidak linear / smooth ( halus )
  6. Kesalahan dalam menentukan waktu
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan :
  1. Dari Eksperimen Kereta Dinamika kita dapat mempelajari Hukum II Newton dimana ∑F=m.a. Hal itu dapat dibuktikan dengan grafik ∑F= f(m) dan grafik ∑F= f(a)
  2. Berdasarkan grafik ∑F=f(m) didapat bahwa jumlah gaya (∑F)   berbanding lurus dengan massa benda ( untuk sudut kemiringan yang tetap )
  3. Berdasarkan grafik ∑F=f(a) didapat bahwa jumlah gaya (∑F) berbanding lurus dengan percepatan gerakannya ( untuk massa yang tetap )
  4. Jadi, dapat disimpulkan bahwa jumlah gaya-gaya (∑F) yang bekerja pada kereta dinamika sangat bergantung atau dipengaruhi oleh massa dan juga sudut atau kemiringannya.

Dari Eksperimen Pesawat Atwood
  1. Dengan menggunakan persamaan  ,

    maka momen inersia yang diperoleh adalah I = 0,09 x 10-3 kgm2
    , sedangkan dengan melalui persamaan matematis (I=1/2 mR2), maka momen inersia yang diperoleh adalah I = 0,13 x 10-3 kgm2.
  2. Berdasarkan grafik yang diperoleh, gerakan yang terjadi pada lintasan dari titik A ke B adalah Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) dan gerakan pada lintasan dari titik B ke C adalah Gerak Lurus Beraturan (GLB).

Saran :
Pada laporan ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, ada beberapa saran untuk melakukan ekpeimen ini supaya terjadinya kesalahan dapat diminimalisir, diantaranya :
  1. Pilihlah pita kertas yang baik,
  2. Pilih karbon yang baik agar jejak ketikan dapat terlihat dengan jelas,
  3. Jaga kereta dinamika saat eksperimen berlangsung jangan sampai terjatuh atau keluar dari lintasan
  4. Dalam ekperimen pesawat atwood, Pada percobaan pesawat atwood, tali jangan sampai terpelintir sedikit pun dan usahakan posisi kedua massa setimbang
  5. Lebih teliti dalam melakukan pengukuran
  6. Pahami prosedur yang ada dengan baik
Daftar Pustaka
Tipler A Paul,1998,Physics for Scientists and Engineers,Third Edition,hal 91-93,Erlangga, Jakarta
Halliday dan Resnick,1978,Fisika,Third Edition jilid 1(Terjemahan Pantur Silaban Ph.D), hal 54-61,355,Erlangga,Jakarta.
M.Nelkon dan P.Parker,1975,Advanced Level Physics,pp 1-13,Third Edition,Heinemann Educational Books,London.
http://fpmipa.upi.edu/kuliah/mod/forum/discuss.php?d=948

1 comment

 
Selamat Datang ^^_____Pembaca Bijak Meninggalkan Jejak_____Terima Kasih^^

Benkyou

Benkyou

Followers

About Me

Hanya ingin berbagi soalnya zaman kuliah dulu banyak terbantu sama postingan orang. Nah, sekarang saatnya 'balas budi'. Mungkin tulisannya tidak terlalu bagus, maklum masih amatiran tapi semoga ke depannya bisa menghasilkan tulisan yang lebih baik lagi. Semoga manfaat. Aamiin... Ditunggu saran dan kritiknya ^^

Total Pageviews