Search This Blog

Translate

Cara Menggunakan Osiloskop dan Signal Generator di ISIS Proteus

22 December 2014

Osiloskop adalah instrumen yang berfungsi untuk mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu, mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi, mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangkaian listrik, membedakan arus AC dengan arus DC, dan mengetahui noise pada sebuah rangkaian listrik . Osiloskop pada ISIS Proteus terdiri dari empat channel, yaitu A (kuning), B (biru), C (merah), dan D (hijau), dapat beroperasi di dua sumbu, yaitu sumbu-x dan sumbu-y, serta level tegangan otomatis untuk setiap channel. 

Gambar 1
Osiloskop

Sedangkan signal generator digunakan untuk menghasilkan sinyal/ gelombang kotak atau sinus. 

Gambar 2
Signal Generator

Osiloskop dan signal generator yang terdapat pada instrumen virtual ISIS Proteus dibuat sesuai dengan standar ProSpice. Berikut ini masing-masing penjelasannya:

Osiloskop
Gambar 3
Simbol Osiloskop pada ISIS

Gambar 4
Tampilan osiloskop pada ISIS

Berikut penjelasannya masing-masing nomornya:
  1. Level, digunakan untuk mengatur posisi di sumbu-x.
  2. AC DC, digunakan untuk mengatur tegangan yang digunakan apakah DC atau AC.
  3. Digunakan untuk mengubah puncak menjadi lembah dan sebaliknya.
  4. Mode operasi pada osiloskop:
    Auto, digunakan untuk menampilkan hasil pengukuran secara otomatis
    One-shot, digunakan untuk menampilkan hasil pengukuran secara one-shot, bentuk sinyal berada dalam posisi diam.
    Cursors, digunakan untuk menampilkan nilai tegangan dan waktu dari sinyal masukan ataupun keluaran.
  5. Source (pada trigger), digunakan untuk menentukan channel yang digunakan sebagai sumber atau masukan.
  6. Source (pada horizontal), digunakan untuk mengatur posisi pada arah horizontal untuk channel tertentu.
  7. Position (pada horizontal), digunakan untuk mengatur posisi sinyal pada arah horizontal.
  8. Timebase, digunakan untuk mengatur periode/ timebase yang besarnya mulai dari 0,5 µs/div sampai 200 ms/div.
  9. Position (pada channel), digunakan untuk mengatur posisi sinyal pada arah vertikal.
  10. AC/DC/GND/OFF. Digunakan untuk menentukan fungsi dari channel yang digunakan, apakah sinyalnya digunakan untuk mengukur sinyal AC, DC, ground, atau tidak digunakan (off).
  11. Invert, digunakan untuk membalikkan sinyal.
  12. A+B atau C+D, digunakan untuk menggabungkan sinyal dari channel A atau C dengan sinyal B atau D sehingga dihasilkan superposisi gelombang.
  13. Gain channel, digunakan untuk mengatur penguatan yang nilainya mulai dari 2 mV/div sampai 20 V/div.
Signal Generator
Tampilan signal generator pada ISIS Proteus ditunjukkan gambar 5 dan 6.

Gambar 5
Simbol Signal Generator pada ISIS


Gambar 6
Tampilan Signal Generator pada ISIS

Berikut penjelasannya:
  1. Frequency, signal generator memiliki jangkauan frekuensi 0 – 12 MHz dalam 8 range.
  2. Amplitude, signal generator memiliki jangkauan 0 – 12 V dalam 4 range.
  3. Waveform, bentuk gelombang masukan maupun keluaran dapat berupa gelombang persegi, gergaji, segi tiga, ataupun sinus.
  4. Polarity, polaritas yang digunakan dapat berupa unipolar maupun bipolar.

Untuk menggunakan osiloskop dan signal generator, maka langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
  1. Buka ISIS Proteus dan buat dokumen baru.
  2. Klik virtual instruments mode dan pilih signal generator. Drag ke window editing. Lakukan hal yang sama untuk osiloskop.
  3. Hubungkan signal generator dan osiloskop seperti gambar berikut
    Gambar 7
    Rangkaian Osiloskop dan Signal Generator
  4. Simulasikan rangkaian dengan meng-klik tombol play. Atur panel kontrol pada osiloskop dan signal generator supaya diperoleh sinyal yang diinginkan. Kali ini saya gunakan penguatan sebesar 2 V/div dan timebase-nya 1 ms. Atur pula frekuensi dan level tegangan pada signal generator. Kali ini saya gunakan frekuensi 400 Hz dan amplitude 4,7 V. Perhatikan gambar.

    Gambar 8
    Pengaturan Osiloskop

    Gambar 9
    Pengaturan Signal Generator
  5. Untuk mengetahui nilai tegangan dan panjang gelombang, klik Cursor yang terdapat pada kotak trigger dan drag di tempat yang akan diukur.
    Gambar 10
    Hasil Pengukuran
  6. Jika sudah melakukan simulasi klik tombol stop.
Semoga manfaat ^^

4 comments

  1. Replies
    1. Sama-sama gan. Terima kasih udh mampir ^^

      Delete
  2. Membantu sekali mas,kalau bisa sekalian bikin tutorial ukur power amplifier mas

    ReplyDelete
  3. menjelaskan dalam merangkainya ada yang dilompati

    ReplyDelete

 
Selamat Datang ^^_____Pembaca Bijak Meninggalkan Jejak_____Terima Kasih^^

Benkyou

Benkyou

Followers

About Me

Hanya ingin berbagi soalnya zaman kuliah dulu banyak terbantu sama postingan orang. Nah, sekarang saatnya 'balas budi'. Mungkin tulisannya tidak terlalu bagus, maklum masih amatiran tapi semoga ke depannya bisa menghasilkan tulisan yang lebih baik lagi. Semoga manfaat. Aamiin... Ditunggu saran dan kritiknya ^^

Total Pageviews